Monday, April 5, 2010

Pendeta = Hamba Tuhan atau..

Sebenarnya tulisan ini untuk kalangan sendiri, tapi saya rasa tidak ada salahnya dibaca oleh lainnya. Karena tulisan ini dapat bermanfaat untuk pembaca agar mendapat pengertian dan pengetahuan lebih, terutama tidak salah paham dengan pekerjaan sebagai pendeta dalam iman Kristiani.

Dewasa ini, arti harafiah pendeta sebagai "hamba Tuhan" seringkali disalah artikan menjadi "hamba uang", terutama untuk kalangan umum yang masih belum mengetahui makna pendeta itu sendiri. Mereka (baca: masyarakat pada umumnya-non kristen) banyak berpendapat bahwa pendeta adalah suatu pekerjaan yang mudah menghasilkan banyak uang, sebut saja pekerjaan munafik yang dibaliknya terdapat motivasi untuk mencari uang dan keuntungan (baca: materi) sebanyak-banyaknya selayaknya pekerjaan pada umumnya. Pengalaman ini sudah saya dengar dari orang lain yang non-Kristen, saat berdialog dengan papa saya.

Tetapi permasalahan utamanya, api muncul pasti karena ada sumbernya. Begitu pula dengan kasus ini. Dari kacamata seorang awam, seorang yang tidak bersekolah teologia atau terlalu mendalami hal ini, saya pun dapat menarik kesimpulan dan menganggap bahwa anggapan dan pandangan ini muncul karena berbagai alasan dan faktor sehingga terjadi kesalah pahaman yang sebenarnya berdampak sangat negatif dimana ini menyangkut pandangan orang "luar" yang menyangkut keselamatan seseorang.

Di zaman serba maju ini, uang menjadi sesuatu hal yang diprioritaskan manusia, sehingga uang dapat menjebak berbagai kalangan, baik pejabat, presiden, pengusaha, karyawan, maupun petinggi agama. Hidup materialistik merupakan hal yang biasa dan kerap kali ditemukan. Yang disesalkan, apabila terdapat pendeta yang bersikap seperti ini. Embel-embel "pendeta" -pdt- di depan dan -sTh- di belakang seringkali hanya digunakan sebagai prestise, bukannya memeluk orang lain ke jalan yang benar, tetapi malah menjadi 'batu sandungan'. Hal ini tentu sangat disesalkan. Kasus seperti ini terjadi karena sekarang ini akses untuk menjadi seorang pendeta sangatlah mudah, tanpa harus mempunyai latar belakang pendidikan yang jelas, tak terbatas umur, biaya yang relatif murah (seringkali mendapat sponsor-dibiayai) menjadikan sebagian besar orang ingin dan dapat menjadi pendeta. Bahkan pendeta menjadi pilihan terakhir. Contoh konkritnya sudah saya lihat sendiri, entah memang karena terpanggil menjadi pendeta atau karena itu memang pilihan terakhir karena tidak mempunyai pekerjaan tetap, hidup sulit, dan faktor lainnya, ia ingin memilih jalan hidup sebagai pendeta, padahal tidak pernah ke gereja dan masih merokok, saat ditanya, dengan mudahnya ia menjawab, "ntar kan mudah dirubah kebiasaan-kebiasaan buruk itu." Semudah itukah?

Setelah menjadi pendeta, mereka dapat bekerja sebagai full-timer di gereja dengan gaji berkisar Rp 1 jt - Rp ??, ditambah PK (pelayanan kasih-kalau saya tidak salah). Dan apabila motivasi pendeta itu salah, yaitu uang, akan dapat menyebabkan ia mengambil uang kas gereja atau uang persembahan jemaat ke kantong. Itu yang penyebabkan kemerosotan moral pada pendeta yang menyebabkan pandangan negatif dari pihak luar terhadap pendeta.

Ironis. Saya rasa, ini semua terjadi karena kesalahpahaman berbagai pihak. Saya hanya ingin mengingatkan agar jangan menggunakan pekerjaan pendeta untuk mencari sesuatu yang duniawi seperti uang (termasuk popularitas dan lainnya). Uang memang penting, tetapi seperti yang kita ketahui, kalau kita sunguh-sungguh, biar Tuhan yang bekerja atas hidup kita untuk memberkati kita. Gunakan kesempatan menjadi pendeta untuk melayani Tuhan Yesus dan sesama dengan segenap hati, roh, jiwa, dan akal budi. Bukan hanya menjadi full-timer untuk gereja dan dunia, melainkan untuk Tuhan Yesus. Jangan menjadi batu sandungan, tetapi jadilah hamba Tuhan yang setia dan taat melaniNya.

Semoga tulisan ini dapat memberkati dan mengubah paradigma saudara yang membaca mengenai pendeta sebagai hamba Tuhan dan pendeta yang hanya bermotivasi uang atau hal lainnya sehingga menjadi batu sandungan bagi orang lain. Pesan saya, tidak semua pendeta seperti itu, jangan hanya melihat dari sisi yang negatif, tetapi coba cari dan mengungkap kebenaran yang benar-benar benar -baca: tepat (gurauan^^). Terima kasih. Tuhan berkati.

No comments:

Post a Comment

thanks for coming into my "Sincere Words" Blog.. Just leave your comments and always look for the update of this blog^^